13/02/09

Indikasi Awal Keruntuhan Sang Negara Adidaya

Amerika telah bangkrut. Tidak ada lagi mitos sebagai superioritas. Sebagai adidaya. Negeri Paman Sam ini menuju kehidupan pariah. Kesombongan yang dipertontonkan Presiden George Walker Bush telah berakhir. Menjelang akhir kekuasaannya George W.Bush hanya menyisakan cemoohan oleh bangsanya sendiri.

Amerika telah bangkrut. Tidak ada lagi mitos sebagai superioritas. Sebagai adidaya. Negeri Paman Sam ini menuju kehidupan pariah. Kesombongan yang dipertontonkan Presiden George Walker Bush telah berakhir. Menjelang akhir kekuasaannya George W.Bush hanya menyisakan cemoohan oleh bangsanya sendiri.

Di Iraq Presiden Bush telah gagal. Menteri Pertahanan Robert Gate dan Jendral David Petraeus, Panglima Komandan Pasukan AS di Iraq, menyatakan: Amerika telah kalah di Iraq

Amerika tidak lagi seperti ketika menyerbu Iraq. Di mana Presiden Bush dengan gagahnya mengumumkan perang terhadap rejim Saddam Husien. Sesudah hampir lima tahun, tak berhasil menciptakan stabilitas. Kekacauan terus berkecamuk. Tentara Amerika banyak yang mati di negeri 1001 malam itu. Presiden Bush dengan malu mengumumkan menarik 8.000, dan akan dipindahkan ke Afghanistan.

Di Afghanistan Amerika dan sekutunya terseok-seok. Menghadapi Taliban. Tak berdaya. Armada daratnya tak ampuh. Untuk menghadapi Taliban menggunakan serangan udara. Justru banyak salah sasaran. Warga sipil banyak yang mati. Bukan Taliban. Di sebuah buku yang ditulis seorang peniliti Pakistan, yang berjudul: Afghanistan: “Taliban Return and Future Scenario”, menjelaskan bahwa tentara Amerika dan Nato, tidak bakal memenangkan perang. Afghanistan mempunyai pengalaman panjang dalam perang. Pernah menaklukan pasukan Inggris, dan terakhir imperium Soviet. Jadi di dalam buku digambarkan, Taliban akan kembali mengambil alih kekuasasan.

Amerika menghadapi serangan alam. Lebih dahsyat. Badai tropis telah memporak-porandakan pantai Mexico, dan beberapa negara bagian, terutama Lousiana. Negara bagian ini luluh lantak. Melebihi serangan militer yang menggunakan senjata atom, seperti yang pernah dijatuhkan Amerika di Nagasaki dan Hiroshima, waktu Perang Dunia II. Malapetaka telah mengakibatkan hancurnya bangunan, infrastruktur, dan rumah-rumah penduduk, dan nilai kerugian mencapai puluhan milyar dolar. Juga Badai besar yang memporak porandakan Galveston Texas baru baru ini

Amerika yang Bangkrut

Di tengah-tengah amukan badai tropis yang sangat dahsyat itu, terjadi peristiwa yang lebih dahsyat, dan dampaknya bersifat global, yaitu bangkrutnya perusahaan jasa sekuritas Lehman Brothers. Lembaga sekuritas ini mengalami pailit, dan tidak dapat memenuhi kewajibannya membayar utang sebesar 635 milyar dolar. Kejatuhan lembaga sekuritas Lehman Brothers ini mengisyaratkan, bahwa Amerika benar-benar diujung kebangkrutan. Bahkan, sistem Kapitalisme yang menjadi dasar ideologi global, menunjukkan kerapuhannya.

Lehman Brothers didirikan seorang keturunan Yahudi Jerman, yang berimigrasi ke Amerika, bernama Henry Lehman, ke Alabama, tahun l844. Lehman yang mula-mula membuka toko kecil di Alabama itu, bersama saudara Emanuel dan Meyer, selanjutnya membuka kantor di New York, tahun l858. Usaha kelompok keturunan Yahudi Jerman ini berkembang, dan menuai akhir perjalanannya saat lembaga itu di bawah seorang CEO, Richard Fuld, ylang bergabung sejak tahun 1969. Kebangkrutan Lehman Brothers ini, peristiwa krisis yang terakhir. Krisis ini terus belanjut dan dampaknya sangat luas.Kini, harga saham Lehman di pasar modal tinggal 21 sen dollar. Padahal, sebelumnya harga saham Lehman di pasar modal 67, 73 dolar.

Ancaman kebangkrutan masih terus berlanjut termasuk terhadap perusahaan jasa keuangan Merrill Lynch. Sementara Federal Reserve (Fed) Bank Sentral Amerika, menalangi AIG (Amerika International Group) perusahaan asuransi terbesar di dunia, sebesar 87 milyar dolar. Ini menjaga agar perusahaan jasa asuransi itu tidak ikut bangkrut.

Kebangkrutan Amerika ini akibat sistem dan ideologi yang ‘fasad’ rusak dan bathil. Semua yang rusak dan bathil itu, pasti akan menghancurkan dirinya. Mereka mendapatkan tulah (akibat) dari kerakusan sendiri, yang sangat berlebihan dalam mencari untung, tanpa mempertimbangkan resiko.

Kebangkrutan politik dan ekonomi yang terjadi di Amerika saat ini, menunjukkan kegagalan sistem materialisme yang nyata. Perlu perubahan yang mendasar dalam sistem kehidupan umat manusia dewasa ini. Tidak lagi terus berkiblat kepada sistem kepitalisme yang sangat materliastik. Semua ini bersumber dari faham dan pandangan Yahudi. (eramuslim)
bencana memporak porandakan Galveston Texas baru baru ini

Analisa: Bangkrutnya Lehman Brothers dan Nasib Perekonomian AS

Bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan sekuritas berusia 158 tahun milik Yahudi ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian AS yang sejak beberapa tahun terakhir mulai goyah. Sekaligus membuktikan rapuhnya sistem ekonomi kapitalis neo-liberal.

Bangkrutnya Lehman Brothers, perusahaan sekuritas berusia 158 tahun milik Yahudi ini menjadi pukulan berat bagi perekonomian AS yang sejak beberapa tahun terakhir mulai goyah. Para analis menilai, bencana pasar keuangan akibat rontoknya perusahaan keuangan dan bank-bank besar di Negeri Paman Sam satu per satu, tinggal menunggu waktu saja. Inikah tanda-tanda kehancuran sebuah imperium, negara adi daya bernama Amerika Serikat?

AS Diambang Kehancuran?

Setelah Lehman Brothers, kebangkrutan masih menghantui perusahaan-perusahaan di Wall Street. Apalagi sejumlah perusahaan finansial yang selama ini dipercaya kuat juga mengalami kesulitan keuangan. Perusahaan pesaing Lehman, Merrill Lynch misalnya, sudah diambil oleh pemerintah AS. Perusahaan raksasa lainnya, American International Group (AIG)-salah satu perusahaan asuransi terbesar di dunia-saat ini juga sedang mencari pinjaman sebesar 40 milyar dollar.

Sejumlah analis berpendapat, inilah detik-detik kehancuran ekonomi negara adidaya AS. Negara yang menganut sistem ekonomi neo-liberal dan menancapkan ekonomi imperialisnya ke berbagai belahan negara, akhirnya ambruk juga.

Esensinya, riwayat Amerika Serikat sebagai kekuatan ekonomi global sudah tamat menurut Max Keiser (seorang analis pasar di Paris)
Sejarah dollar AS sebagai mata uang cadangan dunia sudah selesai dan kita akan melihat negara lain yang akan muncul sebagai kekuatan baru, yang paling memiliki peluang besar adalah negara China (Keiser)

Menurutnya, krisis keuangan yang menghantam AS sebenarnya sudah diprediksi. AS yang menganut sistem keuangan neo-liberal secara bebas memberikan kredit. Tiba-tiba, ketika kredit tak tersedia sejak musim panas kemarin, bank-bank mulai kelimpungan.

Tapi, kata Keiser, skenario ”kiamat” ini tidak akan terjadi di negara-negara berkembang yang memiliki sumber minyak seperti di Timur Tengah atau negara-negara yang masyarakatnya memiliki dana simpanan yang besar, seperti di China.

Skenario kiamat ini hanya akan terjadi di AS dan Inggris, di mana masyarakatnya hidup dari uang pinjaman dari generasi ke generasi (Keiser)

Hal serupa diungkapkan Andrew Critchlow, redaktur pelaksana Dow Jones Timur Tengah yang berbasis di Dubai. ”Saya pikir ini adalah saat-saat yang menentukan bagi perekonomian dunia, bagi AS, bagi kita semua, yang akan selalu diingat sepanjang hidup kita, ” kata Andrew.

Ia menyamakan krisis keuangan di AS saat ini dengan kondisi era tahun 1920-an, ketika masyarakat dunia mengalami apa yang disebut Great Depression. Secara teknis, bisnis perbankan dan keuangan sudah tidak berjalan.

”Yang paling mengkhawatirkan jika kondisi ini benar-benar menghantam perekonomian riil, menghantam orang-orang di jalan. Mereka tidak punya uang lagi, tidak punya pekerjaan dan berpotensi akan kehilangan rumah-rumah mereka juga, ” sambung Andrew.

Allister Heath, editor surat kabar finansial London’s City A.M menambahkan, ketika bank-bank besar seperti Lehman mengalami kebangkrutan, yang terkena dampaknya juga masyarakat kecil, termasuk para pensiunan yang mempercayakan uang pensiunnya diinvestasikan di bursa-bursa saham yang kebanyakan ditanamkan di sektor perbankan. Selain itu, kata Heath, ribuan orang juga akan menjadi pengangguran.

Pada akhirnya, situasi ini akan menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat pada lembaga keuangan termasuk pada pemerintah dengan sistem perekonomian neo-liberalnya yang ternyata rapuh. Sebuah gambaran yang tragis bagi sebuah imperium bernama AS, yang selalu sesumbar dengan sistem perekonomian kapitalis yang disebarkannya ke seluruh dunia, ternyata tak mampu menolong perekonomian di negerinya sendiri ketika terancam kebangkrutan. Bagaimana, masih silau dengan gemerlapnya Amerika Serikat?

Sumber : ln/berbagai sumber/eramuslim

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com
...