15/10/08

Back to DUNIA NYATA

Ada persoalan yang menunggu untuk dihadapi setelah libur panjang. Tak ada salahnya untuk waspada.

Sepekan yang panjang akan liburan boleh jadi merupakan waktu yang cukup untuk mengembalikan mood dan semangat kerja itu kembali. saat kita kembali ke "dunia nyata", Ya, Dunia yang hiruk pikuk dan sarat bebagai persoalan. Ke depan pastinya kita kembali akan dijejali berita atau peristiwa yang membuat dahi kita mengerenyit. Bahkan menyebabkan jantung berdetuk kencang. Contohnya fakta jatuhnya bursa pasar keuangan yang nyaris terjadi di seluruh dunia sama dengan krisis kecil keuangan dunia.

Tergoncangnya lembaga keuangan di negara adidaya dan kapitalisme dunia, Amerika Serikat bagaikan gelombang Tsunami semi besar yang menyapu banyak pasar keuangan dunia. Bursa-bursa saham dan komoditas meleleh bagaikan lilin terpanggang dengan sendirinya oleh permainan tangan kotor.

Permainan sang adidaya, Amerika mensyok terapi Negara-negara di dunia, telah memperlambat bahkan merebuilding pasar ekonomi dunia, untuk bangkit lagi. Baik buy back saham pribadi, meningkatkan suku bunga, atau bahkan gulung tikar. Ancaman soft power Amerika akan timbulnya kembali resesi dunia pun makin nyata. Kenyataan “mengerikan” ini membuat pemerintah Amerika terpaksa membentuk “BPPN”. Lembaga-lembaga keuangan raksasa yang terbelit persoalan memang harus diselamatkan. Jika tidak scenario lebih buruk mungkin harus dijalani Negara adai daya itu.

Mungkin ada yang mengganggap persoalan ini sebagai persoalan yang jauh di atas langit dan tak akan mungkin menimpa kita. Tapi berjaga-jaga di kala tegak tak pernah ada ruginya. Memang, bisnis di sini masih berjalan dengan lancer. Belum ada gelombang yang menyebabkan banyak perusahaan musti gulung tikar. Ekspor juga tercatat masih tergolong lancar dan stabil.

Beberapa data yang di dapatkan dari surat kabar harian ekonomi, banyak pebisnis yang rupanya mencium gelagat tak baik pada bisnis domestic nantinya. Ekspor ke Amerika Serikat terutama untuk produk tekstil terkena krisis subprime mortgage diyakini akan melorot. Asosiasi pertekstilan Indonesia meramalkan ekspor tekstil ke AS hanya akan mencapai US$ 10 miliar, tak akan memenuhi target sebesar US$11 milliar. Kamar dagang dan Industri (KADIN) Indonesia juga punya pandangan serupa. Nilai ekspor Indonesia ke AS diyakini bakal terus merosot. Pesan yang bias ditangkap adalah krisis akan berimbas pula ke sector riil.

Ini memang baru berasumsi, masih banyak kemungkinan yang akan terjadi, baik buruknya nanti. Tapi sekali lagi menyiapkan sekoci lebih baik ketimbang megap-megap tersapu gelombang krisis dating menerpa tanpa persiapan yang matang dan belajar pengalaman yang terdahulu. Memakai produk-produk dalam negeri salah satu cara terbaik untuk menyelamatkan perekonomian domestic dan perkembangan usaha pribadi. Kita harus bangga dengan produk kita, buat apa produk asing yang jadi patutan untuk di konsumsi, produk dalam negeri tidak kalah bagus kualitasnya.

Masih banyak persoalan lainnya menunggu untuk kita hadapi dan lewati dengan strategi yang pasti menjalaninya. Di tengah teriknya panas yang terjadi saat ini, bencana dan cobaan bahkan adanya ketidakpastian dalam apapun ini, seharusnya memacu kita untuk tidak melamun akan dunia maya tetapi realis akan kenyataan yang ada dan siap bertempur dengan sehat. Kejahatan juga tengah menjadi sorotan, kejahatan material atau inmaterial manjadi permasalahan yang tidak tuntas. Kekerasan yang menyertai kejahatan bahkan terjadi dengan lingkungan dekat kita hingga berujung pada pembunuhan karakter atau diri seseorang.

0 komentar:

Template by : kendhin x-template.blogspot.com
...